Sunday, December 23, 2012

PJR (Penyakit jantung Reumatik)

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DEMAM REUMATIK DAN JANTUNG REUMATIK
Defenisi jantung rematik
            Penyakit jantung rematik adalah sebuah kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari katup – katup jantung yang disebabkan oleh demam rematik.penyakit jantung rematik (PJR) merupakan komplikasi yang membahayakan dari demam rematik. Katup – katup jantung tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit yang dimulai dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus tipe A (contoh:Streptococcus pygenes). Yang bisa menyebabkan demam rematik. kurang lebih 39 % pasien dengan demam rematik akut bisa terjadi kelainan pada jantung mulai dari insufisiensi katup, gagal jantung, perikarditis bahkan kematian. Dengan penyakit jantung rematik yang kronik, pada pasien bisa terjadi stenosis katup dengan derajat regurgitasi yang berbeda – beda, dilatasi atrium, aritmia dan disfungsi ventrikel. Penyakit jantung rematik masih terjadi penyebab stenosis katup mitral dan penggantian katup pda orang dewasa di Amerika serikat.
Demam rematik
Demam rematik adalah peradangan penyakit yang terjadi setelah Streptococcus pyogenes infeksi, seperti faringitis streptokokus atau demam berdarah. Diyakini disebabkan oleh antibodi lintas-reaktivitas yang dapat melibatkan jantung, sendi, kulit dan otot, penyakit biasanya berkembang dua sampai tiga minggu setelah infeksi streptokokus. Demam rematik akut sering muncul pada anak – anak usia 6 -15, dengan hanya 20% dari pertama kali serangan yang terjadi pada orang dewasa.

2.2 EPIDEMIOLOGI DEMAM REUMATIK DAN JANTUNG REUMATIK
2.2.1 Epidemiologi jantung rematik
Demam rematik (demam reumatik) masih sering didapati pada anak di negara berkembang dan sering mengenai anak usia antara 5 – 15 tahun. Pada tahun 1944 diperkirakan diseluruh dunia terdapat 12 juta penderita demam reumatik dan penyakit jantung reumatik dan sekitar 3 juta mengalami gagal jantung dan memerlukan rawat inap berulang di rumah sakit. Prevalensinya dinegara sedang berkembang berkisar antara 7,9 sampai 12,6 per 1000 anak sekolah dan relatif stabil.
Data terakhir mengenai prevalensi demam rematik di Indonesia untuk tahun 1981 – 1990 didapati 0,3-0,8 diantara 1000 anak sekolah dan jauh lebih rendah dibanding negara berkembang lainnya 5,13. Statistik rumah sakit di negara sedang berkembang menunjukkan sekitar 10 – 35 persen dari penderita penyakit jantung yang masuk kerumah sakit adalah penderita demam reumatik dan penyakit jantung reumatik. Data yang berasal dari negara berkembang memperlihatkan mortalitas karena demam reumatik dan penyakit jantung reumatik masih merupakan problem dan kematian karena demam reumatik akut terdapat pada anak dan dewasa muda. Di negara maju insiden demam reumatik dan prevalensi penyakit jantung reumatik sudah jauh berkurang dan bahkan sudah tidak dijumpai lagi, tetapi akhir-akhir ini dilaporkan memperlihatkan peningkatan dibeberapa negara maju 13. Dilaporkan dibeberapa tempat di Amerika Serikat pada pertengahan dan akhir tahun 1980an telah terjadi peningkatan insidens demam reumatik, demikian juga pada populasi aborigin di Australia dan New Zealand dilaporkan peningkatan penyakit ini.

Monday, May 14, 2012

Nasehat Untuk Remaja

Nasehat Untuk Remaja


Wahai para pemuda muslim, tidakkah kalian menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah kalian menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wata’ala yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata’ala itu diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Ali ‘Imran: 185)

METABOLISME


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1    DEFENISI METABOLISME
Metabolism adalah proses pemecahan zat-zat gizi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi atau untuk pembentukkan struktur tubuh. Suatu rentetan reaksi kimia dari awal hingga akhir yang terjadi dalam metabolism di namakan jalur metabolisme. Jalur metabolism terdiri atas reaksi-reaksi anabolisme dan katabolisme.reaksi anabolisme adalah reaksi membangun dari ikatan sederhana ke ikatan yang lebih besar dan komleks. Misalnya glukosa di ubah menjadi glikogen, asam lemak dan gliserolmenjadi trigliserida, serta asam amino menjadi protein. Proses anabolisme memerlukan energi.

Reaksi gambar anabolismepada pembentukan glikogen, trigliserida,dan protein. Reaksi-reaksi ini membutuhkan energi
Reaksi katabolisme adalah reaksi yang memecah ikatan kompleks menjadi ikatan lebih sederhana. Reaksi katabolisme biasanya melepaskan energy. Contoh :katbolisme adalah pemecahan glikogen menjadi glukosa, trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak sertaq protein menjadi asam amino.

Reaksi katabolisme menjadi antara lain pada pemecahan glikogen, trigliserida, dan protein . katabolisme glukosa, gliserol, asam lemak, dan asam amino selanjutnya menghasilkan energi.

Sunday, May 13, 2012

LUKA BAKAR / COMBUSTIO / BURN


Pendahuluan
Kejadian luka bakar sering terjadi di kehidupan sehari hari di masyarakat. Mengalami kejadian cedera panas adalah salah satu yang paling merusak fisik dan luka psikologis seseorang dan mengalami penderitaan yang amat sangat . Lebih dari 2 juta luka-luka akibat luka bakar yang memerlukan perhatian medis setiap tahun di Amerika Serikat, dengan 14.000 kematian akibat. Kebakaran di rumah bertanggung jawab atas hanya 5% dari cedera bakar tapi untuk luka bakar 50% dari kematian-paling karena inhalasi asap. Sekitar 75.000 pasien memerlukan rawat inap setiap tahun, dan 25.000 dari mereka tetap dirawat di rumah sakit selama lebih dari  bulan 2 tingkat keparahan dari sakit yang terkait dengan cedera ini.

 


Anatomi dan Fisiologi dari Kulit
Kulit adalah organ terbesar dari tubuh, berkisar antara 0,25 dari bayi dan 1,8 m2 pada orang dewasa. Ini terdiri dari dua lapisan: epidermis dan dermis (corium). Sel-sel terluar dari epidermis adalah sel mati cornified yang bertindak sebagai pelindung tangguh terhadap lingkungan. Lapisan kedua tebal, yang corium (0,06-0,12 mm), terdiri terutama dari jaringan ikat berserat. corium berisi pembuluh darah dan saraf ke kulit dan epitel pelengkap fungsi khusus. Ujung saraf yang memediasi sakit hanya ditemukan di corium, sebagian-ketebalan cedera mungkin sangat menyakitkan, sedangkan luka bakar ketebalan penuh biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
Corium adalah penghalang yang mencegah hilangnya cairan tubuh oleh penguapan dan hilangnya panas tubuh berlebih. kelenjar keringat membantu mempertahankan suhu tubuh dengan mengendalikan jumlah air yang menguap. Mereka juga mengeluarkan sejumlah kecil natrium klorida dan kolesterol dan jejak albumin dan urea. corium ini dihubungkan dengan ujung saraf sensoris yang menengahi sensasi sentuhan, tekanan, rasa sakit, panas, dan dingin. Ini adalah mekanisme perlindungan yang memungkinkan seorang individu untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan fisik.
Kulit menghasilkan vitamin D, yang disintesis oleh aksi sinar matahari pada senyawa tertentu intradermal kolesterol. Kulit juga bertindak sebagai pelindung terhadap infeksi dengan mencegah penetrasi jaringan subdermal oleh mikroorganisme.

Kedalaman Luka Bakar
Kedalaman luka bakar berpengaruh signifikan terhadap semua kejadian klinis selanjutnya. kedalaman mungkin sulit untuk menentukan dan dalam beberapa kasus tidak diketahui sampai setelah penyembuhan spontan terjadi atau ketika eschar akan dihapus dan jaringan granulasi terlihat.
 Luka  bakar diklasifikasikan sebagai derajat pertama, kedua, dan derajat ketiga, namun saat ini penekanan pada penyembuhan luka bakar telah menyebabkan klasifikasi sebagai luka bakar parsial-tebal, yang sembuh secara spontan, dan luka bakar ketebalan penuh, yang memerlukan pencangkokan kulit.


Penggolongan grade atau derajat luka pada pasien ini didasarkan pada ketentuan sebagai berikut :
   Luka derajat I :
-   Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis
-    Kulit kering terlihat eritem
-   Tidak dijumpai bulae
-   Nyeri karena ujung – ujung saraf teriritasi
-   Penyembuhan terjadi secara sepontan dalam waktu 5 – 10 hari.

   Luka derajat II :
- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai reaksi eksudasi
- Dijumpai bulae
- Nyeri pada ujung – ujung saraf sensoris teriritasi
- Dasar luka berwarna pucat atau merah, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal

Dibedakan atas 2 (dua) :
1. Derajat II dangkal (superficial)
 - Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis
 - Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea masih
        utuh.
 - Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10 – 14 hari
2. Derajat II dalam (deep)
 -   Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis
 - Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
        kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh
 - Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung biji epitel yang
        tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari
        satu bulan

 Luka bakar derajat III :
- Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam.
- Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kalenjar keringat, kalenjar sebasea mengalami kerusakan
- Tidak dijumpai bulae
- Kulit yang terbakar berwarna abu – abu dan pucat.  Karena kering,letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar
- Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar
- Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi,  karena ujung – ujung saraf sensorik mengalami kerusakan / kematian
- Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka


Derajat I hanya melibatkan epidermis dan ditandai dengan eritema dan perubahan mikroskopis kecil; kerusakan jaringan minimal, fungsi pelindung dari kulit utuh, edema kulit minimal, dan efek sistemik jarang terjadi. Nyeri, gejala utama, biasanya menyelesaikan dalam 48-72 jam, dan penyembuhan terjadi spontan. Dalam 5-10 hari, pada epitel kulit yang rusak dalam skala kecil, tanpa meninggalkan bekas luka residual. Penyebab paling umum luka bakar tingkat pertama adalah overexposure sinar matahari dan panas  yang singkat.

Ensefalopati Hepatik

BAB 1
PENDAHULUAN
Hati merupakan salah satu organ yang sangat penting peranannya dalam mengatur metabolisme tubuh, yaitu dalam proses anabolisme atau sintesis bahan-bahan yang penting untuk kehidupan manusia seperti sintesis protein dan pembentukan glukosa ; sedangkan dalam proses katabolisme dengan melakukan detoksikasi bahan-bahan seperti amonia, berbagai jenis hormon dan obat-obatan. Di samping itu hati juga berperan sebagai gudang tempat penyimpanan bahan-bahan seperti glikogen dan beberapa vitamin dan memelihara aliran normal darah splanknikus. Oleh karena itu terjadi kerusakan sel-sel parenkhim hati akut maupun kronik yang berat, fungsi-fungsi tersebut akan mengalami gangguan atau kekacauan, sehingga dapat timbul kelainan seperti ensefalopati hepatikum.
Ensefalopati Hepatik adalah suatu sindrom neuropsikiatri, mempunyai spektrum klinik yang luas, dapat timbul akibat penyakit hati yang berat, baik akut maupun yang menahun ditandai adanya gangguan tingkah laku, gejala neurologik, astriksis, berbagai derajat gangguan kesadaran sampai koma, dan kelainan elektro ensefalografi.
Enselafalopati Hepatik (EH) merupakan sindrom neuropsikiatrik yang terjadi pada penyakit hati. Definisi tersebut menyiratkn bahwa spektrum klinis (EH) sangat luas, karena di dalamnya juga termauk pasien hepatitis fulminan serta pasien sirosis dalam stadium Ensefalopati Hepatik Subklinis (EHS)
Pasien sirosis hati yang telah dapat diatasi keadaan EH akutnya, berada dalam keadaan EH kronik, yang setiap saat dapat kembali mengalami episode akut apabila terdapat faktor seperti infeksi, pendarahan gastrointestinal dan asupan protein diet berlebihan. Karena terjadinya episode EH akut biasanya didahului oleh keadaan dekompensasi (fungsi) hati, pengobatan ini juga dapat bermakna mempertahankan “keadaan kompensasi selama mungkin”. Dengan tercapainya kompensasi, berarti secara subjektif pasien memperoleh kualitas hidup yang lebih baik (sympton-free). Hal – hal tersebut perlu dicermati agar pengelolaan penderita-penderita EH lebih terarah dengan hasil optimal.


Tuesday, March 20, 2012

Diabetes mellitus


Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Berdasarkan Klasifikasi Diabetes Melitus dibagi atas 4 yaitu: Diabetes melitus tipe 1, Diabetes melitus tipe 2, Diabetes gestasional (diabetes kehamilan ), Tipe khusus lain. Faktor-faktor penyebab diabetes diantaranya: Genetik atau faktor keturunan, Virus dan bakteri, Pola makan, Obesitas (kegemukan), bahan-bahan kimia dan obat-obatan, Penyakit dan infeksi pada pancreas, dan pola hidup. Prognosis untuk seseorang dengan diabetes sepenuhnya tergantung pada dedikasi mereka dalam mengelola penyakit. Mereka yang mengelola penyakit ini dapat berharap untuk hidup lama. Mereka yang tidak mengelola penyakit mereka dengan obat yang benar atau perubahan gaya hidup menderita berbagai penyakit dan risiko incuding gagal ginjal, penyakit jantung dan kematian. Penyakit Diabetes Melitus dapat dicegah yaitu dengan pencegahan primer, sekunder dan tersier dan dapat dilakukan pengobatan.


Sunday, March 18, 2012

Malnutrisi (Gizi buruk)



PENDAHULUAN

Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar. Gizi masih menjadi masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini. Gizi buruk banyak di alami oleh bayi di bawah 5 tahun (balita).

Banyak factor – factor yang dianggap mempengaruhi gizi buruk. Nmun penyebab dasar tejadinya gizi buruk ada 2 hal yaitu sebab langsung dan tidak langsung. Sebab langsung adalah kurangnya asupa gizi dari makanan dan akibat terjadinya penyakit bawaan yang mengakibatkan mudah terinfeksi penyakit DBD, Diare dan lain – lain. Sedangkan kemiskinan di duga menjadi penyebab utama terjadinya gizi buruk. Kurangnya asupan gizi bias di sebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan yang di konsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang di butuhkan oleh tubuh.

PEMBAHASAN

2.1       DEFINISI DAN CIRI-CIRI GIZI BURUK

2.1.1    Definisi Gizi Buruk

Gizi buruk adalah keadaan kurag gizi yang di sebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari atau disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (depkes RI, 1999). Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun (Nency, 2005).

Jadi, Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yangdimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kurang EnergiProtein) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita. Gizi buruk atau lebih dikenal dengan gizi di bawah garis merah adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Tanda-tanda klinis dari gizi buruk secaragaris besar dapat dibedakan marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor (RI dan WHO,Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001  2005, Jakarta, Agustus 2000).

Klasifikasi KEP:

1.  KEP ringan   : > 80-90% BB  ideal terhadap TB

2.  KEP sedang : > 70-80% BB  ideal terhadap TB

3.  KEP berat :  70% BB ideal terhadap TB

Cushing Sindrom


KAJIAN TEORI
1.Pengertian Cushing Sindrom
adalah adalah kumpulan gejala penyakit yang menyebabkan gangguan hormonal yang disebabkan kortisol plasma berlebihan dalam tubuh (hiperkortisolisme),baik oleh pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik (iatrogen ) atau oleh sekresi  kortisol yang berlebihan akibat gangguan aksis hipotalamus - hipofisis  adrenal ( Spontan ).
Nama sindrom cushing diambil dari Harvey cushing, seorang ahli bedahyang pertama kali mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912.penyakit ini ditandai truncal obesity,hipertensi, mudah lelah, amenorea, hirsutisme, striae abdomen berwarna ungu dll.
Sindrom cushing relative langka dan paling sering terjadi pada usia 20 hingga 50 tahun.orang yang menderita obesitas dan DM- tipe 2,disertai dengan hipertensi dan gula darah yang tidak terkontrol,akan meningkatkan resiko terserang penyakit ini.

Sindrom cushing terbagi 2:

Wednesday, February 1, 2012

OBESITAS

1.1    OBESITAS DAN JENIS-JENIS OBESITAS
1.1.1    OBESITAS
Obesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya dengan penimbunan lemak yang berlebihan dari pada yang di perlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya di sertai karena kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan gula dan garam, tetapi terjadi kelebihan serat dan mikro-nutrien, yang kelak dapat merupakan faktor resiko untuk terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, reumatik, dan berbagai jenis keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain yang akan memerlukan biaya pengobatan yang sangat besar.
Berdasarkan etiologinya, umumnya obesitas di bagi menjadi:
1.    Obesitas primer : disebabkan faktor nutrisi dengan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi masukan makanan, yaitu masukan makanan berlebih dibanding dengan kebutuhan enargi yang diperlukan tubuh.
2.    Obesitas skunder : yang di sebabkan adanya penyakit/kelainan congenital (mielodisplasia), endokrin (sindrom Cushing, sindrom freulich, sindrom Mauriac, pseudoparatiroidisme) atau kondisi lain ( sindrom klinefelter, sindrom turner, sindrom Down, dll ).
Menurut pathogenesis dapat di bagi dua golangan yaitu:
1.    Regulatori obesity : gangguan primernya berada pada pusat yang mengatur masukan makanan.
2.    Obesitas metabolik: kelainan pada metabolisme lemak dan karbohidrat.
1.1.2     Jenis-jenis obesitas
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1.    Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2.    Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3.    Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).