Monday, May 14, 2012

Nasehat Untuk Remaja

Nasehat Untuk Remaja


Wahai para pemuda muslim, tidakkah kalian menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah kalian menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wata’ala yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata’ala itu diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Ali ‘Imran: 185)

METABOLISME


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1    DEFENISI METABOLISME
Metabolism adalah proses pemecahan zat-zat gizi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi atau untuk pembentukkan struktur tubuh. Suatu rentetan reaksi kimia dari awal hingga akhir yang terjadi dalam metabolism di namakan jalur metabolisme. Jalur metabolism terdiri atas reaksi-reaksi anabolisme dan katabolisme.reaksi anabolisme adalah reaksi membangun dari ikatan sederhana ke ikatan yang lebih besar dan komleks. Misalnya glukosa di ubah menjadi glikogen, asam lemak dan gliserolmenjadi trigliserida, serta asam amino menjadi protein. Proses anabolisme memerlukan energi.

Reaksi gambar anabolismepada pembentukan glikogen, trigliserida,dan protein. Reaksi-reaksi ini membutuhkan energi
Reaksi katabolisme adalah reaksi yang memecah ikatan kompleks menjadi ikatan lebih sederhana. Reaksi katabolisme biasanya melepaskan energy. Contoh :katbolisme adalah pemecahan glikogen menjadi glukosa, trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak sertaq protein menjadi asam amino.

Reaksi katabolisme menjadi antara lain pada pemecahan glikogen, trigliserida, dan protein . katabolisme glukosa, gliserol, asam lemak, dan asam amino selanjutnya menghasilkan energi.

Sunday, May 13, 2012

LUKA BAKAR / COMBUSTIO / BURN


Pendahuluan
Kejadian luka bakar sering terjadi di kehidupan sehari hari di masyarakat. Mengalami kejadian cedera panas adalah salah satu yang paling merusak fisik dan luka psikologis seseorang dan mengalami penderitaan yang amat sangat . Lebih dari 2 juta luka-luka akibat luka bakar yang memerlukan perhatian medis setiap tahun di Amerika Serikat, dengan 14.000 kematian akibat. Kebakaran di rumah bertanggung jawab atas hanya 5% dari cedera bakar tapi untuk luka bakar 50% dari kematian-paling karena inhalasi asap. Sekitar 75.000 pasien memerlukan rawat inap setiap tahun, dan 25.000 dari mereka tetap dirawat di rumah sakit selama lebih dari  bulan 2 tingkat keparahan dari sakit yang terkait dengan cedera ini.

 


Anatomi dan Fisiologi dari Kulit
Kulit adalah organ terbesar dari tubuh, berkisar antara 0,25 dari bayi dan 1,8 m2 pada orang dewasa. Ini terdiri dari dua lapisan: epidermis dan dermis (corium). Sel-sel terluar dari epidermis adalah sel mati cornified yang bertindak sebagai pelindung tangguh terhadap lingkungan. Lapisan kedua tebal, yang corium (0,06-0,12 mm), terdiri terutama dari jaringan ikat berserat. corium berisi pembuluh darah dan saraf ke kulit dan epitel pelengkap fungsi khusus. Ujung saraf yang memediasi sakit hanya ditemukan di corium, sebagian-ketebalan cedera mungkin sangat menyakitkan, sedangkan luka bakar ketebalan penuh biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
Corium adalah penghalang yang mencegah hilangnya cairan tubuh oleh penguapan dan hilangnya panas tubuh berlebih. kelenjar keringat membantu mempertahankan suhu tubuh dengan mengendalikan jumlah air yang menguap. Mereka juga mengeluarkan sejumlah kecil natrium klorida dan kolesterol dan jejak albumin dan urea. corium ini dihubungkan dengan ujung saraf sensoris yang menengahi sensasi sentuhan, tekanan, rasa sakit, panas, dan dingin. Ini adalah mekanisme perlindungan yang memungkinkan seorang individu untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan fisik.
Kulit menghasilkan vitamin D, yang disintesis oleh aksi sinar matahari pada senyawa tertentu intradermal kolesterol. Kulit juga bertindak sebagai pelindung terhadap infeksi dengan mencegah penetrasi jaringan subdermal oleh mikroorganisme.

Kedalaman Luka Bakar
Kedalaman luka bakar berpengaruh signifikan terhadap semua kejadian klinis selanjutnya. kedalaman mungkin sulit untuk menentukan dan dalam beberapa kasus tidak diketahui sampai setelah penyembuhan spontan terjadi atau ketika eschar akan dihapus dan jaringan granulasi terlihat.
 Luka  bakar diklasifikasikan sebagai derajat pertama, kedua, dan derajat ketiga, namun saat ini penekanan pada penyembuhan luka bakar telah menyebabkan klasifikasi sebagai luka bakar parsial-tebal, yang sembuh secara spontan, dan luka bakar ketebalan penuh, yang memerlukan pencangkokan kulit.


Penggolongan grade atau derajat luka pada pasien ini didasarkan pada ketentuan sebagai berikut :
   Luka derajat I :
-   Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis
-    Kulit kering terlihat eritem
-   Tidak dijumpai bulae
-   Nyeri karena ujung – ujung saraf teriritasi
-   Penyembuhan terjadi secara sepontan dalam waktu 5 – 10 hari.

   Luka derajat II :
- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai reaksi eksudasi
- Dijumpai bulae
- Nyeri pada ujung – ujung saraf sensoris teriritasi
- Dasar luka berwarna pucat atau merah, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal

Dibedakan atas 2 (dua) :
1. Derajat II dangkal (superficial)
 - Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis
 - Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea masih
        utuh.
 - Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10 – 14 hari
2. Derajat II dalam (deep)
 -   Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis
 - Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
        kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh
 - Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung biji epitel yang
        tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari
        satu bulan

 Luka bakar derajat III :
- Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam.
- Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kalenjar keringat, kalenjar sebasea mengalami kerusakan
- Tidak dijumpai bulae
- Kulit yang terbakar berwarna abu – abu dan pucat.  Karena kering,letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar
- Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar
- Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi,  karena ujung – ujung saraf sensorik mengalami kerusakan / kematian
- Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka


Derajat I hanya melibatkan epidermis dan ditandai dengan eritema dan perubahan mikroskopis kecil; kerusakan jaringan minimal, fungsi pelindung dari kulit utuh, edema kulit minimal, dan efek sistemik jarang terjadi. Nyeri, gejala utama, biasanya menyelesaikan dalam 48-72 jam, dan penyembuhan terjadi spontan. Dalam 5-10 hari, pada epitel kulit yang rusak dalam skala kecil, tanpa meninggalkan bekas luka residual. Penyebab paling umum luka bakar tingkat pertama adalah overexposure sinar matahari dan panas  yang singkat.

Ensefalopati Hepatik

BAB 1
PENDAHULUAN
Hati merupakan salah satu organ yang sangat penting peranannya dalam mengatur metabolisme tubuh, yaitu dalam proses anabolisme atau sintesis bahan-bahan yang penting untuk kehidupan manusia seperti sintesis protein dan pembentukan glukosa ; sedangkan dalam proses katabolisme dengan melakukan detoksikasi bahan-bahan seperti amonia, berbagai jenis hormon dan obat-obatan. Di samping itu hati juga berperan sebagai gudang tempat penyimpanan bahan-bahan seperti glikogen dan beberapa vitamin dan memelihara aliran normal darah splanknikus. Oleh karena itu terjadi kerusakan sel-sel parenkhim hati akut maupun kronik yang berat, fungsi-fungsi tersebut akan mengalami gangguan atau kekacauan, sehingga dapat timbul kelainan seperti ensefalopati hepatikum.
Ensefalopati Hepatik adalah suatu sindrom neuropsikiatri, mempunyai spektrum klinik yang luas, dapat timbul akibat penyakit hati yang berat, baik akut maupun yang menahun ditandai adanya gangguan tingkah laku, gejala neurologik, astriksis, berbagai derajat gangguan kesadaran sampai koma, dan kelainan elektro ensefalografi.
Enselafalopati Hepatik (EH) merupakan sindrom neuropsikiatrik yang terjadi pada penyakit hati. Definisi tersebut menyiratkn bahwa spektrum klinis (EH) sangat luas, karena di dalamnya juga termauk pasien hepatitis fulminan serta pasien sirosis dalam stadium Ensefalopati Hepatik Subklinis (EHS)
Pasien sirosis hati yang telah dapat diatasi keadaan EH akutnya, berada dalam keadaan EH kronik, yang setiap saat dapat kembali mengalami episode akut apabila terdapat faktor seperti infeksi, pendarahan gastrointestinal dan asupan protein diet berlebihan. Karena terjadinya episode EH akut biasanya didahului oleh keadaan dekompensasi (fungsi) hati, pengobatan ini juga dapat bermakna mempertahankan “keadaan kompensasi selama mungkin”. Dengan tercapainya kompensasi, berarti secara subjektif pasien memperoleh kualitas hidup yang lebih baik (sympton-free). Hal – hal tersebut perlu dicermati agar pengelolaan penderita-penderita EH lebih terarah dengan hasil optimal.