3.1 Definisi
darah
Darah
merupakan suatu suspensi partikel dalam
suatu larutan koloid cair yang mengandung elektrolit, sebagai transpor masal
berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu
sendiri, transpor semacam ini esensial untuk mempertahankan homeostasis.
Memiliki karakteristik yakni:
temperature rata-rata 38° C, viskositas lima kali lebih besar dari viskositas
air. PH alkali, 7.35 - 7.45 volume : 5,5 L (pria), 5 L (wanita), memiliki berat 8% dari berat badan.
Dalam keadaan
fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan
fungsinya.
3.2 Fungsi
darah
a. Transportasi
dari gas yang terlarut, nutrisi, hormone dan zat sisa metabolic, sebagai alat pengangkut
yaitu:
·
Mengambil oksigen/ zat
pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
·
Mengangkut karbon
dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
·
Mengambil zat-zat
makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat
tubuh.
·
Mengangkat /
mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui
ginjal dan kulit.
·
Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin
yang dilakukan oleh plasma darah.
b.
Regulasi dari pH dan
komposisi dari cairan intersisial. Sebagai pengatur regulasi yaitu : Mempertahankan PH dan konsentrasi
elektrolit pada cairan interstitial melalui pertukaran ion-ion dan molekul pada
cairan interstitial. c. Restriksi dari kehilangan cairan pada daerah yang luka.
d. Pertahanan melawan toxin dan patogen.
Darah
Sebagai
pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan
leukosit dan antibodi untuk mempertahankan tubuh terhadap invasi mikroorganisme dan
benda asing (leukosit) dan proses homeostatis (trombosit).
e. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
Menyebarkan panas keseluruh tubuh, darah mengatur suhu
tubuh melalui transport panas menuju kulit dan paru-paru.
3.3 Komposisi
darah
3.3.1 Darah
terdiri atas 2 komponen
utama :
Ø Plasma
protein terdiri dari albumin (58%),
globulin α, β, γ (38%),
fibrinogen (4%), other solutes 2%.
b. Formed elements, yang terdiri
atas :
Ø Eritrosit
: sel darah merah (SDM)-red blood cell (RBC)
Ø Leukosit
: sel darah putih (SDP)-white
blood cell (WBC)
Ø Trombosit
: butir pembeku-platelet
Gambar 1 :
Komponen plasma darah, Komponen Formed elements
Tabel
1 : Konstituen darah dan fungsinya
KONSTITUEN
|
FUNGSI
|
Plasma
|
|
1. Air
|
Medium
transportasi; mangangkut panas
|
2. Elektrolit
|
Eksitabilitas
membran; distribusi osmotik cairan intrasel dan ekstrasel; manyangga
perubahan pH
|
3. Nutrien,
zat sisa, gas, hormon
|
Diangkut
dalam darah; gas CO2 darah berperan
dalam keseimbangan asam-basa
|
4. Protein
plasma
|
Secara
umum, menimbulkan efek osmotic yang penting dalam distribusi cairan ekstrasel
antara kompartemen vaskuler dan intestisium; menyangga perubahan pH
|
4.1 Albumin
|
Mengangkut
banyak zat; memberi kontribusi terbesar bagi tekanan osmotik koloid
|
4.2 Globulin
|
|
4.2.1 Alfa
dan Beta
|
Mengangkut
banyak zat; factor pembekuan; molekul precursor inaktif
|
4.2.2 Gama
|
Antibodi
|
4.3 Fibrinogen
|
Prekursor
inaktif untuk jaringan fibrin pada bekuan darah
|
Elemen
Selular
|
|
1. Eritrosit
|
Mengangkut
O2 dan CO2 (terutama O2)
|
2. Leukosit
|
|
2.1 Neutrofil
|
Fagosit
yang memakan bakteri dan debris
|
2.2 Eosinofil
|
Menyerang
cacing parasit; penting dalam reaksi alergi
|
2.3 Basofil
|
Mengeluarkan
histamin, yang penting dalam reaksi alergi, dan heparin yang membantu
membersihkan lemak dari darah dan mungkin berfungsi sebagai antikoagulan
|
2.4 Monosit
|
Dalam
transit untuk menjadi makrofag jaringan
|
2.5 Limfosit
|
|
2.5.1 Limfosit
B
|
Pembentukan
antibodi
|
2.5.2 Limfosit
T
|
Respons
imun seluler
|
3. Trombosit
|
Hemostasis
|
3.4
Hemopoesis
(hematopoesis)
Tabel 2 : Tempat hemopoesis
Umur
|
Tempat
hemopoesis
|
|
Janin
|
0-3 bulan
|
Yolk sac
|
3-6 bulan
|
Hati dan limpa
|
|
4-9 bulan
|
Sumsum tulang
|
|
Bayi
|
Sumsum tulang (semua bagian
tulang)
|
|
Dewasa
|
Os.Vertebrae,Costae,Sternum,Cranium,Sacrum,Pelvis
Ujung proksimal os.femur
|
Pada orang dewasa dalam keadaan
fisiologik sema hemopoesis terjadi pada sumsum tulang. Dalam keadaan patologik,
seperti pada mielofibrosis, hemopoesis terjadi di luar sumsum tulang, terutama
di lien, disebut sebagai hemopoesis ekstramoduler. Untuk kelangsungan
hemopoesis diperlukan:
1. Sel
induk hematopoietic (hematopoietic stem cell)
Sel induk hemopoetik ialah sel-sel
yang akan berkembang menjadi sel-sel darah, termasuk sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), butir pembeku (trombosit), dan juga
beberapa sel dalam sumsum tulang seperti fibroblast. Sel induk yang paling
primitive disebut sebagai pluripoten
(totipoten) stem cell.
2. Lingkungan
mikro (microenviromentment) sumsum tulang
Lingkungan mikro sumsum tulang
adalah substansi yang memungkinkan sel induk tumbuh secara kondusif. Lingkungan
mikro sangat penting dalam hemopoesis karena berfungsi untuk berikut :
a. Menyediakan
nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran darah mikro dalam sumsum
tulang.
b. Komunikasi
antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan oleh adanya adhesion molecule.
c. Menghasilkan
zat yang mengatur hemopoesis : hematopoetic
growth factor, cytokine, dan lain-lain.
3. Bahan-bahan
pembentuk darah, Bahan-bahan
yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah :
a. Asam
folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentukan inti sel.
b. Besi
: sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin
c. Cobalt,
magnesium, cu, zn
d. Vitamin
lain : vitamin C, B kompleks, dan lain-lain.
4. Mekanisme
regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting
untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang
matang dari sumsum tulang ke darah tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon
kebutuhan tubuh dengan tepat. Produksi komponen darah yang berlebihan ataupun
kekurangan (defisiensi) sama-sama menimbulkan penyakit.
3.5
Sistem Eritroid
Eritrosit hidup dan beredar dalam
darah tepi (life) span rata-rata selama 120 hari. Setelah 120 hari eritrosit
mengalami proses penuaan (senescence)
kemudian dikeluarkan dari sirkulasi oleh system RES. Apabila destruksi
eritrosit sebelum waktunya(<120 hari) maka proses ini disebut sebagai
hemolisis.
Gambar 2: Hemopoiesis (pembentukan darah)
a. Struktur
Eritrosit
Eritrosit matang merupakan suatu
cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron. Eritrosit merupakan sel
dengan struktur yang tidak lengkap. Sel ini hanya terdiri atas membrane dan
sitoplasma tanpa inti sel.
Komponen eritrosit terdiri atas :
1) Membran
eritrosit
2) Sistem
enzim yang terpenting dalam Embden Meyerhoff pathway : pyruvate kinase, dalam
pentose pathway : enzim G6PD (glucose 6-phospate dehidrogenase)
3)
Hemoglobin : berfungsi sebagai alat
angkut oksigen. Komponennya terdirir atas :
a)
Heme : yang merupakan gabungan
protoporfirin dengan besi
b)
Globin : bagian protein yang terdiri
atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta.
Perubahan
struktur eritrosit akan menimbulkan kelainan. Kelainan yang timbul karena
kelainan membran disebut sebagai membranopati, kelainan akibat gangguan sistem
enzim eritrosit disebut ensimopati, sedangkan kelainan akibat gangguan struktur
hemoglobin disebut sebagai hemoglobinopati.
b.
Destruksi Eritrosit
Destruksi
yang terjadi karena proses penuaan disebut proses senescene, sedangkan destruksi patologik disebut hemolisis. Hemolisis
dapat terjadi intravaskuler, dapat juga ekstravaskuler, terutama pada sistem RES,
yaitu lien dan hati.
Hemolisis
yang terjadi pada eritrosit akan mengakibatkan terurainya komponen-komponen
hemoglobin menjadi berikut:
1)
Komponen protein yaitu globin yang akan
dikembalikan ke pool protein dan dapat dipakai kembali.
2)
Komponen heme akan pecah menjadi dua,
yaitu :
Ø
Besi : yang akan dikembalikan ke pool
besi dan dipakai ulang.
Ø
Bilirubin : yang akan disekresikan
melalui hati dan empedu.
Gambar 3:
Skema destruksi eritrosit
Referensi:
1.
Sherwood, lauralee.
Fisiologi manusia dari sel ke sistem.
Edisi 6. 2012. jakarta: EGC.
2.
Bakta, I made. Hematologi Klinik ringkas. 2012.
Jakarta: EGC.
3.
www.scribd.com/-fisiologi-hematologi/direct/48376519.
dapus gambar hemopoesisnya yg mna ya...
ReplyDelete