2.1 Defenisi
Komunikasi
adalah sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau
informasi”. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz
& Weihrich, 1988)
Komunikasi efektif terjadi apabila
sesuatu (pesan) yang diberitahukan
komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan,
sehingga tidak terjadi salah paham / persepsi. Proses komunikasi pada
hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
(komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran tersebut dapat berupa
gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benak
komunikator.
2.2 Tujuan Komunikasi
A. Fungsi informasi
Untuk memberitahukan sesuatu (pesan)
kepada pihak tertentu, agar maksud agar komunikan dapat memahaminya.
B. Fungsi ekspresi
Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran
komunikator atas apa yang dia pahami
terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
C. Fungsi kontrol
Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak
diinginkan, dengan memberi
pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan s ebagainya.
D. Fungsi sosial
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban
hubungan diantara komunikator dan
komunikan.
E. Fungsi da’wah
Untuk menyampaiakn pesan-pesan keagamaan
dan perjuangan bersama.
Dari sekian
banyak tujuan komunikasi maka yang relevan dengan profesi dokter adalah:
1)
Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua
pihak (dokter dan pasien).
2)
Membantu pengembangan rencana perawatan pasien bersama
pasien, untuk kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk
kemampuan finansial.
3)
Membantu
memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan pasien.
4)
Membimbing
pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang penyakit/masalah yang
dihadapinya.
5)
Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan
langkah-langkah atau halhal yang telah disetujui pasien.
2.3 Manfaat
Banyak manfaat yang dapat diperoleh
dari komunikasi efektif, seperti :
a)
Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain
dengan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.
b)
Adanya saling kesefahaman antara komunikator dan
komunikan dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi
c)
Menjaga hubungan baik dan silaturahmi dalam suatu
persahabatan.
Berdasarkan
hari penelitian, manfaat komunikasi efektif dokter-pasien di antaranya:
a)
Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan
medis dari dokter atau institusi pelayanan medis.
b)
Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang
merupakan dasar hubungan dokter-pasien yang baik.
c)
Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan
tindakan medis.
d)
Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada
pasien fase terminal dalam menghadapi penyakitnya.
2.4 Unsur-Unsur
Komunikasi
Dalam komunikasi terdapat tujuh unsur pokok yaitu :
a)
Sender
Sender merupakan pihak yang
mengawali komunikasi yaitu dengan mengirim pesan disebut juga sumber pesan,
maka dalam bahasa Inggris disebut source (sumber). Pengirim adalah orang yang
masuk ke dalam hubungan, baik intrapersonal dengan diri sendiri, interpersonal
dengan orang lain, dalam kelompok kecil (small group), atau dalam kelompok
besar (mass).
Sebelum
mengirim pesan terlebih dahulu pengirim mengemasnya dalam bentuk yang dirasa
sesuai dan dapat diterima serta dimengerti oleh penerima. Pengemasan pesan itu
disebut encoding. Secara harfiah encoding berarti memasukkan ke dalam kode,
dengan encoding, pengirim memasukkan atau mengungkapkan pesannya ke dalam kode
atau lambang dalam bentuk kata-kata atau nonkata, seperti raut wajah, atau
gerak-gerik tubuh.
Dalam proses encoding,
pengirim melakukan dua hal. Pertama, memikirkan sungguh-sungguh perasaan atau
gagasan yang hendak disampaikan. Kedua, menerjemahkan perasaan atau gagasan itu
ke dalam kode berupa lambang dalam bentuk kata atau nonkata yang dirasa dapat
menyampaikan makna yang hendak disampaikannya dengan tepat, baik, dan dapat
diterima oleh penerimanya.
Dari
berbagai kode dan lambang yang ada, pengirim memilili kode yang memenuhi
kebutuhannya untuk menyampaikan makna, lalu mengaturnya agar dapat dimengerti
dan diterima oleh penerima. Pada waktu melakukan encoding ini, pengirim tidak
hanya memikirkan apa yang akan disampaikan, tetapi juga cara bagaimana hal itu
dapat disampaikan agar tujuan berkomunikasinya tercapai dengan mendatangkan
basil yang diinginkan dari penerima.
Dengan
demikian, karena menjadi pencipta pesan, maka pengirim dapat mengendalikan
macam pesan yang mau disampaikan, bentuk kemasan yang digunakan, dan acap kali
media yang akan dipakai untuk menyampaikan pesan itu. Agar dapat melakukan
encoding dengan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dapat membantu.
- Pesan apa yang hendak disampaikan
- Kepada siapa pesan itu hendak disampaikan
- Dalam bentuk verbal (dengan kata-kata), atau nonverbal (tanpa kata-kata) pesan itu akan disampaikan
- Media apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan itu: lisan, tertulis, atau elektronik
- Akibat-akibat negatif apa yang mungkin dapat terjadi dengan pengiriman pesan dalam bentuk dan melalui media itu bagi urusan yang terkandung dalam pesan dan huhungan pribadi dengan penerima. Apa yang dapat dibuat untuk mencegah akibat-akibat negatif itu
b.
Pesan yang
Dikomunikasikan
Pesan
yang dikomunikasikan adalah pesan yang berarti dan informative, dapat bersifat
material seperti bahan bangunan, ekonomis seperti produk atau jasa, estetis
seperti barang seni, etis seperti perbuatan amal kasih, atau religius seperti
doa. Pesan tersebut informatif bila pesan itu mengandung peristiwa, data, fakta,
atau penjelasannya.
Pesan
itu disampaikan untuk menghibur, memberi inspirasi, memberi informasi,
meyakinkan atau mengajak untuk berbuat sesuatu. Agar dapat diterima dengan baik
dan mendatangkan hasil yang diinginkan, entah secara verbal atau nonverbal
pesan itu dirumuskan dalam bentuk yang tepat, disesuaikan, dipertimbangkan
berdasarkan keadaan penerima, hubungan pengirim dan penerima, dan dengan
situasi waktu komunikasi dilakukan.
c. Saluran Komunikasi
Setelah
dikemas, pesan dapat disampaikan melalui saluran (channel) atau media. Pengirim dapat memilih
media lisan (oral), tertulis (written), atau elektronik (electronic). Ada 3
jenis media komunikasi diantaranya :
1. Media Lisan
Pesan yang disampaikan melalui media
lisan dapat dilak-sanakan dengan menyampaikan sendiri (in person), melalui
telepon, mesin dikte atau videotape. Penerima bisa seorang diri, kelompok
kecil, kelompok besar, ataumassa. Keuntungan media lisan antara lain :
§ Mendapat
tanggapan langsung entah berupa pertanyaan ataupun sekadar permintaan
penjelasan.
§ Memungkinkan
disertai nada atau warna suara, gerakgerik tubuh, raut wajah.
§ Dapat
dilakukan dengan cepat.
2. Media Tertulis
Pesan yang disampaikan secara
tertulis dapat disampaikan melalui surat, memo, laporan, hand-out, selebaran,
catatan, poster, gambar, grafik, dan lain-lain.
Keuntungan dari media terlulis antara lain:
Keuntungan dari media terlulis antara lain:
§ Adacatatannya
sehingga data dan informasi tetap utuh tidak dapat berkurang atau bertambah
seperti informasi lisan.
§ Memberi
waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya, dan rumusan kata-katanya.
3. Media Elektronik
Pesan yang disampaikan secara
elektronik dilakukan melalui faksimili, e-mail, radio, televisi. Keuntungan
dari media elektronik antara lain:
§ Prosesnya
cepat
§ Data
dapat disimpan
Jadi, pesan dapat dikirim melalui
berbagai media dan media itu dapat dikombinasikan. Misalnya, pesan tertulis
dijelaskan secara lisan. Pesan elektronik disusul dengan pesan tertulis. Karena
itu, pesan dapat diterima dengan semua indra kita.
d. Gangguan komunikasi
Penggunaan media untuk menyampaikan
pesan dapat mengalami gangguan, yang dalam Bahasa Inggris disebut noise.
Gangguan adalah “segala sesuatu yang menghambat atau mengurangi kemampuan kita
untuk mengirim dan menerima pesan”.
Gangguan komunikasi itu meliputi:
- Pengacau indra, misalnya suara terlalu keras atau lemah; di tempat menerima pesan, bau menyengat, udara panas, dan lain-lain.
- Faktor-faktor pribadi, antara lain, prasangka, lamunan, perasaan tidak cakap.
e. Situasi
Komunikasi
Komunikasi
terjadi pada situasi: tempat, waktu, cuaca, iklim dan keadaan alam serta
psikologis tertentu. Situasi merupakan konteks atau panggung serta arena tempat
komunikasi terjadi. Situasi itu dapat alainiah, terjadi dengan sendirinya, atau
direkayasa terjadi karena dibuat manusia. Situasi itu dapat resmi-formal,
tetapi juga dapat tidak resmi-informal.
Situasi
dapat mempengaruhi jalannya komunikasi dan tentu saja hasilnya. Sebab situasi
dapat membuat pihakpihak yang berkomunikasi dapat betperilaku wajar atau tidak
wajar, entah merasa minder, tidak percaya diri, takut, gemetar, berkeringat,
atau merasa super terlalu percaya kelewat berani, amat fit. Karena itu, pada
waktu berkomunikasi dengan orang lain, kita tidak hanya mempertimbangkan isi
dan cara me-nyampaikan, tetapi juga situasi ketika komunikasi akan kita
sampaikan.
f. Receiver (Penerima pesan)
Pihak
yang menerima pesan adalah rekan (partner) dalam komunikasi. Pihak yang
menerima pesan disebut penerima (receiver). Penerima menerima pesan melalui
indranya terutama telinga dan mata. Begitu menerima kode, tanda, lambang, entah
verbal maupun nonverbal, penerima membuka pinto khazanah ingatan (memory) dalam
benaknya. KutnpuIan ingatan itu merupakan akumulasi warisan hudaya, asuhan,
pendidikan, lingkungan, prasangka, dan biasnya..lika tidak terganggu oleh
gangguan-gangguan komunikasi, berdasarkan bank ingatannya itu, penerima dapat
menafsirkan dan menerjemahkan pesan yang diterimanya.
Dari
hasil penafsiran dan penerjemahan pesan itu, pengertian pengiriman dan penerima
dapat sama, berbeda sedikit atau banyak. Jika sama, maka penafsiran dan
penerjemahan penerima benar dan maksud pengirim tercapai. Jika berbeda sedikit,
maka penafsiran dan penerjemahan salah sedikit, dan maksud pengirim tercapai
meski tidak sepenuhnya. Jika berbeda, maka penafsiran dan penerjemahan penerima
salah dan maksud pengirim tidak tercapai. Jika perbedaan besar, maka kesalahan
besar dan maksud pengirim amat jauh dari pencapaiannya.
Jika
hubungan antara pengirim dan penerima
baik dan akrab kemungkinan penafsiran dan penerjemahan pesan akan benar,
kecuali dipengaruhi oleh ingatannya. Jika pada waktu menerima pesan itu
penerima dalam keadaan 100% fit lahir dan batin, maka penafsiran dan
penerjemahan pesan mungkin lebih benar daripada ketika fisik tidak fit dan
loyo. Karena merupakan kegiatan dua arah oleh kedua belah pihak pengirim dan
penerima, maka keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh pengirim
tetapi juga oleh penerima. Komunikasi merupakan usaha patungan. Untuk berhasilnya
dipengaruhi oleh kerja sama antara pengirim dan penerima pesan.
g. Umpan Balik dan Dampak
Umpan balik (feedback) merupakan
tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari pengirim. Umpan balik
dapat berupa tanggapan verbal atau nonverbal. Dipandang dan efektivitas
komunikasi dan akibat komunikasi pada penerima, umpan balik dapat negatif dan
positif. Umpan balik negatif adalah umpan batik yang menunjukkan bahwa penerima
pesan tidak dapat menerima dengan baik pesan yang diterimanya. Umpan balik negatif
dapat benar, tetapi juga dapat salah. Dikatakan benar jika isi atau cara
penyampaian pesan dilakukan secara benar, serta penafsiran dan penerjemahan
penerima pesan juga benar. Dikatakan Salah jika isi dan cara penyampaian pesan
dilakukan secara benar, tetapi penafsiran dan penerjemahan penerima pesan
salah. Umpan balik negatif dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengirim
pesan untuk memperbaiki isi dan cara penyampaian pesan, atau membatalkan pesan
sama sekali.
Umpan balik positif, bila tanggapan
penerima menunjukkan kesediaan untuk menerima dan mengerti pesan dengan baik
serta memberi tanggapan sebagaimana diinginkan oleh pengirim. Umpan balik
positif membuat komunikasi bisa berlanjut, urusan ditangani, dan hubungan
antara pengirim dan penerima tetap atau bertambah baik, baru sesudah umpan
balik diterima oleh pengirim itulah komunikasi secara penuh terjadi.
No comments:
Post a Comment