Wednesday, November 9, 2011

2. KOMUNIKASI SECARA UMUM

2.1       Defenisi
            Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988)
            Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan  komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah paham / persepsi. Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran tersebut dapat berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benak komunikator. 


2.2       Tujuan Komunikasi
A.  Fungsi informasi
      Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu,            agar    maksud agar komunikan dapat memahaminya.
B.  Fungsi ekspresi
      Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa       yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
C.  Fungsi kontrol
      Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan             memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan s      ebagainya.

D.  Fungsi sosial
      Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan diantara    komunikator dan komunikan.
E.  Fungsi da’wah
      Untuk menyampaiakn pesan-pesan keagamaan dan perjuangan          bersama.
Dari sekian banyak tujuan komunikasi maka yang relevan dengan profesi dokter adalah:
1)    Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan pasien).
2)    Membantu pengembangan rencana perawatan pasien bersama pasien, untuk kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk kemampuan finansial.
3)    Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan pasien.
4)    Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang penyakit/masalah yang dihadapinya.
5)    Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah-langkah atau halhal yang telah disetujui pasien.

2.3       Manfaat
            Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari komunikasi efektif, seperti :
a)    Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.
b)    Adanya saling kesefahaman antara komunikator dan komunikan dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi
c)    Menjaga hubungan baik dan silaturahmi dalam suatu persahabatan.
           
            Berdasarkan hari penelitian, manfaat komunikasi efektif dokter-pasien di antaranya:
a)    Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari dokter atau institusi pelayanan medis.
b)    Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan dasar hubungan dokter-pasien yang baik.
c)    Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.
d)    Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal dalam menghadapi penyakitnya.

2.4       Unsur-Unsur Komunikasi
            Dalam komunikasi terdapat  tujuh unsur pokok yaitu :
a)    Sender
            Sender merupakan pihak yang mengawali komunikasi yaitu dengan mengirim pesan disebut juga sumber pesan, maka dalam bahasa Inggris disebut source (sumber). Pengirim adalah orang yang masuk ke dalam hubungan, baik intrapersonal dengan diri sendiri, interpersonal dengan orang lain, dalam kelompok kecil (small group), atau dalam kelompok besar (mass).
            Sebelum mengirim pesan terlebih dahulu pengirim mengemasnya dalam bentuk yang dirasa sesuai dan dapat diterima serta dimengerti oleh penerima. Pengemasan pesan itu disebut encoding. Secara harfiah encoding berarti memasukkan ke dalam kode, dengan encoding, pengirim memasukkan atau mengungkapkan pesannya ke dalam kode atau lambang dalam bentuk kata-kata atau nonkata, seperti raut wajah, atau gerak-gerik tubuh.
            Dalam proses encoding, pengirim melakukan dua hal. Pertama, memikirkan sungguh-sungguh perasaan atau gagasan yang hendak disampaikan. Kedua, menerjemahkan perasaan atau gagasan itu ke dalam kode berupa lambang dalam bentuk kata atau nonkata yang dirasa dapat menyampaikan makna yang hendak disampaikannya dengan tepat, baik, dan dapat diterima oleh penerimanya.
            Dari berbagai kode dan lambang yang ada, pengirim memilili kode yang memenuhi kebutuhannya untuk menyampaikan makna, lalu mengaturnya agar dapat dimengerti dan diterima oleh penerima. Pada waktu melakukan encoding ini, pengirim tidak hanya memikirkan apa yang akan disampaikan, tetapi juga cara bagaimana hal itu dapat disampaikan agar tujuan berkomunikasinya tercapai dengan mendatangkan basil yang diinginkan dari penerima.
            Dengan demikian, karena menjadi pencipta pesan, maka pengirim dapat mengendalikan macam pesan yang mau disampaikan, bentuk kemasan yang digunakan, dan acap kali media yang akan dipakai untuk menyampaikan pesan itu. Agar dapat melakukan encoding dengan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dapat membantu.
  • Pesan apa yang hendak disampaikan
  • Kepada siapa pesan itu hendak disampaikan
  • Dalam bentuk verbal (dengan kata-kata), atau nonverbal (tanpa kata-kata) pesan itu akan disampaikan
  • Media apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan itu: lisan, tertulis, atau elektronik
  •  Akibat-akibat negatif apa yang mungkin dapat terjadi dengan pengiriman pesan dalam bentuk dan melalui media itu bagi urusan yang terkandung dalam pesan dan huhungan pribadi dengan penerima. Apa yang dapat dibuat untuk mencegah akibat-akibat negatif itu
b.    Pesan yang Dikomunikasikan
            Pesan yang dikomunikasikan adalah pesan yang berarti dan informative, dapat bersifat material seperti bahan bangunan, ekonomis seperti produk atau jasa, estetis seperti barang seni, etis seperti perbuatan amal kasih, atau religius seperti doa. Pesan tersebut informatif bila pesan itu mengandung peristiwa, data, fakta, atau penjelasannya.
            Pesan itu disampaikan untuk menghibur, memberi inspirasi, memberi informasi, meyakinkan atau mengajak untuk berbuat sesuatu. Agar dapat diterima dengan baik dan mendatangkan hasil yang diinginkan, entah secara verbal atau nonverbal pesan itu dirumuskan dalam bentuk yang tepat, disesuaikan, dipertimbangkan berdasarkan keadaan penerima, hubungan pengirim dan penerima, dan dengan situasi waktu komunikasi dilakukan.
c.   Saluran Komunikasi
            Setelah dikemas, pesan dapat disampaikan melalui saluran (channel) atau media. Pengirim dapat memilih media lisan (oral), tertulis (written), atau elektronik (electronic). Ada 3 jenis media komunikasi diantaranya :
1.         Media Lisan
Pesan yang disampaikan melalui media lisan dapat dilak-sanakan dengan menyampaikan sendiri (in person), melalui telepon, mesin dikte atau videotape. Penerima bisa seorang diri, kelompok kecil, kelompok besar, ataumassa. Keuntungan media lisan antara lain :
§  Mendapat tanggapan langsung entah berupa pertanyaan ataupun sekadar permintaan penjelasan.
§  Memungkinkan disertai nada atau warna suara, gerakgerik tubuh, raut wajah.
§  Dapat dilakukan dengan cepat.
2.         Media Tertulis
Pesan yang disampaikan secara tertulis dapat disampaikan melalui surat, memo, laporan, hand-out, selebaran, catatan, poster, gambar, grafik, dan lain-lain.
Keuntungan dari media terlulis antara lain:
§  Adacatatannya sehingga data dan informasi tetap utuh tidak dapat berkurang atau bertambah seperti informasi lisan.
§  Memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya, dan rumusan kata-katanya.
3.         Media Elektronik
Pesan yang disampaikan secara elektronik dilakukan melalui faksimili, e-mail, radio, televisi. Keuntungan dari media elektronik antara lain:
§  Prosesnya cepat
§  Data dapat disimpan
Jadi, pesan dapat dikirim melalui berbagai media dan media itu dapat dikombinasikan. Misalnya, pesan tertulis dijelaskan secara lisan. Pesan elektronik disusul dengan pesan tertulis. Karena itu, pesan dapat diterima dengan semua indra kita.
d.   Gangguan komunikasi
            Penggunaan media untuk menyampaikan pesan dapat mengalami gangguan, yang dalam Bahasa Inggris disebut noise. Gangguan adalah “segala sesuatu yang menghambat atau mengurangi kemampuan kita untuk mengirim dan menerima pesan”.
Gangguan komunikasi itu meliputi:
  1. Pengacau indra, misalnya suara terlalu keras atau lemah; di tempat menerima pesan, bau menyengat, udara panas, dan lain-lain.
  2.  Faktor-faktor pribadi, antara lain, prasangka, lamunan, perasaan tidak cakap.

e.   Situasi Komunikasi
            Komunikasi terjadi pada situasi: tempat, waktu, cuaca, iklim dan keadaan alam serta psikologis tertentu. Situasi merupakan konteks atau panggung serta arena tempat komunikasi terjadi. Situasi itu dapat alainiah, terjadi dengan sendirinya, atau direkayasa terjadi karena dibuat manusia. Situasi itu dapat resmi-formal, tetapi juga dapat tidak resmi-informal.
            Situasi dapat mempengaruhi jalannya komunikasi dan tentu saja hasilnya. Sebab situasi dapat membuat pihakpihak yang berkomunikasi dapat betperilaku wajar atau tidak wajar, entah merasa minder, tidak percaya diri, takut, gemetar, berkeringat, atau merasa super terlalu percaya kelewat berani, amat fit. Karena itu, pada waktu berkomunikasi dengan orang lain, kita tidak hanya mempertimbangkan isi dan cara me-nyampaikan, tetapi juga situasi ketika komunikasi akan kita sampaikan.
f.    Receiver (Penerima pesan)
            Pihak yang menerima pesan adalah rekan (partner) dalam komunikasi. Pihak yang menerima pesan disebut penerima (receiver). Penerima menerima pesan melalui indranya terutama telinga dan mata. Begitu menerima kode, tanda, lambang, entah verbal maupun nonverbal, penerima membuka pinto khazanah ingatan (memory) dalam benaknya. KutnpuIan ingatan itu merupakan akumulasi warisan hudaya, asuhan, pendidikan, lingkungan, prasangka, dan biasnya..lika tidak terganggu oleh gangguan-gangguan komunikasi, berdasarkan bank ingatannya itu, penerima dapat menafsirkan dan menerjemahkan pesan yang diterimanya.
            Dari hasil penafsiran dan penerjemahan pesan itu, pengertian pengiriman dan penerima dapat sama, berbeda sedikit atau banyak. Jika sama, maka penafsiran dan penerjemahan penerima benar dan maksud pengirim tercapai. Jika berbeda sedikit, maka penafsiran dan penerjemahan salah sedikit, dan maksud pengirim tercapai meski tidak sepenuhnya. Jika berbeda, maka penafsiran dan penerjemahan penerima salah dan maksud pengirim tidak tercapai. Jika perbedaan besar, maka kesalahan besar dan maksud pengirim amat jauh dari pencapaiannya.
            Jika hubungan antara pengirim dan penerima  baik dan akrab kemungkinan penafsiran dan penerjemahan pesan akan benar, kecuali dipengaruhi oleh ingatannya. Jika pada waktu menerima pesan itu penerima dalam keadaan 100% fit lahir dan batin, maka penafsiran dan penerjemahan pesan mungkin lebih benar daripada ketika fisik tidak fit dan loyo. Karena merupakan kegiatan dua arah oleh kedua belah pihak pengirim dan penerima, maka keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh pengirim tetapi juga oleh penerima. Komunikasi merupakan usaha patungan. Untuk berhasilnya dipengaruhi oleh kerja sama antara pengirim dan penerima pesan.
g.   Umpan Balik dan Dampak
            Umpan balik (feedback) merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari pengirim. Umpan balik dapat berupa tanggapan verbal atau nonverbal. Dipandang dan efektivitas komunikasi dan akibat komunikasi pada penerima, umpan balik dapat negatif dan positif. Umpan balik negatif adalah umpan batik yang menunjukkan bahwa penerima pesan tidak dapat menerima dengan baik pesan yang diterimanya. Umpan balik negatif dapat benar, tetapi juga dapat salah. Dikatakan benar jika isi atau cara penyampaian pesan dilakukan secara benar, serta penafsiran dan penerjemahan penerima pesan juga benar. Dikatakan Salah jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar, tetapi penafsiran dan penerjemahan penerima pesan salah. Umpan balik negatif dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengirim pesan untuk memperbaiki isi dan cara penyampaian pesan, atau membatalkan pesan sama sekali.
            Umpan balik positif, bila tanggapan penerima menunjukkan kesediaan untuk menerima dan mengerti pesan dengan baik serta memberi tanggapan sebagaimana diinginkan oleh pengirim. Umpan balik positif membuat komunikasi bisa berlanjut, urusan ditangani, dan hubungan antara pengirim dan penerima tetap atau bertambah baik, baru sesudah umpan balik diterima oleh pengirim itulah komunikasi secara penuh terjadi.

No comments:

Post a Comment